Pengantar Kimia Organik Fisik
Elektronegativitas
Elektronegativitas adalah suatu
konsep yang dimunculkan oleh kimiawan sebagai
hasil pengembangan dari fenomena
moment dipole permanen yang ditimbulkan oleh molekul-molekul asimetris.
Elektronegativitas didefinisikan sebagai tenaga laten dari suatu atom dalam
suatu molekul untuk menarik elektron. Konsep ini tergantung pada teori struktur
kimia organik modern untuk menginterpretasi beberapa sifat seperti: kekuatan
keasaman dan kebasaan, panjang ikatan kimia, karakter ionik, volatilitas, kelarutan,
potensial redoks, kekuatan ikatan hidrogen, dan lain-lain. Beberapa metode yang
telah diusulkan untuk menetapkan skala elektronegativitas atom-atom namun yang
paling luas penggunaannya adalah skala Pauling yang mana skala ini berdasar pada
data termodinamika. Pauling memikirkan bahwa adalah layak untuk mengharapkan
energi suatu ikatan A-B dari rata-rata aritmetika energi ikatan molekul simetri
A-A dan B-B. Tentu saja hal ini dapat dipenuhi jika atom A dan B cukup mirip.
EAB
EAA + EBB …………….. (1)

Jika elektronegativitas A dan B
berbeda maka kerapatan elektron ikatan kovalen
akan tidak simetris, tetapi lebih
tinggi di dekat atom yang berelektronegativitas lebih besar sehingga pada atom
ini dihasilkan muatan parial negatif, dan pada atom yang lain dihasilkan muatan
positif.
Aδ+ : Bδ-
Jadi, ikatan kovalen tersebut
mengandung karakter ionik, dan tarikan Coulombik antara muatan-muatan yang
berlawanan membuat ikatan menjadi lebih kuat daripada jika ikatan dalam kovalen
murni. Oleh karenanya energi ikatan yang teramati EAB akan lebih besar
dari pada rata-rata aritmatika energi ikat A2 dan B2. Untuk
menghitung perbedaan ini, Pauling menggunakan persamaan:


Persamaan ini digunakan untuk
menyusun skala elektronegativitas relatif. Perlu
diketahui bahwa DAB adalah ekuivalen
dengan panas yang dikeluarkan dari reaksi jika
zat
semuanya dalam keadaan gas.
Induksi dan Efek Medan
Ikatan C-C dalam etana adalah
nonpolar sempurna karena ikatan tersebut menghubungkan dua atom yang ekuivalen.
Akan tetapi ikatan C-C dalam kloroetana terpolarisasi oleh adanya atom klor
elektronegatif. Polarisasi ini sebenarnya adalah jumlah dari dua efek. Pertama,
atom C-1 telah kekurangan sejumlah kerapatan elektronnya oleh
elektronegativitas Cl yang lebih besar, diganti secara parsial oleh ikatan C-C
yang ada didekatnya mengakibatkan polarisasi ikatan ini dan suatu muatan positif
kecil pada atom C-2. Polarisasi satu ikatan yang disebabkan oleh polarisasi ikatan
tetangga disebut efek induksi. Efek ini tidak hanya dirasakan oleh ikatan tetangga,
namun dapat pula berpengaruh sampai ikatan yang lebih jauh. Efek ini berkurang
dengan bertambahnya jarak. Polarisasi ikatan C-C menyebabkan pula sedikit polarisasi
tiga ikatan C-H metil.
Resonasi dan induksi tidak perlu
bekerjanya dalam arah yang sama. Di dalam
keadaan dasar (ground state)
efek-efek ini bekerja secara permanen dan dapat nyata dalam sejumlah
sifat-sifat molekul. Salah hal yang paling ideal yang berhubungan dengan efek
induksi adalah kecepatan solvolisis 4-(4 alkilbisiklo[2.2.2]oktan-1-ilbrosilat dalam
asam asetat pada 75oC.
Resonansi
Resonansi selalu menghasilkan
perbedaan distribusi kerapatan elektron bila
dibandingkan dengan tidak adanya
resonansi dalam suatu molekul. Sebagai contoh, jika 19 adalah struktur
nyata anilin, kedua pasangan elektron bebas pada nitrogen akan sepenuhnya
terletak pada atom tersebut. Tetapi karena struktur nyata anilin bukanlah 19,
tapi hibrida yang merupakan sumbangan dari bentuk-bentuk kanonik seperti yang diperlihatkan
maka kerapatan elektron bebas tidak hanya terpusat pada nitrogen namun tersebar
merata ke dalam cincin. Penurunan kerapatan elektron pada satu posisi ini disebut
efek resonansi atau mesomeri. Dapat dikatakan bahwa NH2 berkontribusi
atau mendonorkan elektronnya ke cincin melalui efek resonansi, meskipun tidak
ada kontribusi yang benar-benar terjadi. Efek ini muncul dari fakta berubahnya
posisi elektron dari posisi yang diharapkan di mana resonansi tidak ada.
Tautomeri
Bagi kebanyakan senyawa, semua
molekul mempunyai struktur yang sama,
yang mengandung hidrogen-α dengan bentuk enolnya. Di dalam hal yang
sederhana (R” = H, alkil, OR, dst), kesetimbangan terletak di sebelah kiri.
apakah struktur tersebut dapat
memuaskan atau tidak dinyatakan dengan struktur Lewis.Tetapi ada juga senyawa
lain yang ada dalam satu campuran dari dua atau lebih senyawa yang secara
struktural berbeda, dan campuran berada dalam kesetimbangan yang cepat. Jika
fenomena ini (disebut tautomeri) ada maka ada pergeseran bolak-balik yang cepat
antara molekul-molekul yang kesetimbangan tersebut. Di dalam peristiwa ini ada
proton yang berpindah dari satu atom dalam satu molekul ke atom yang lain menjadi
molekul lain. Bentuk tautomeri yang paling umum
adalah tautomeri antara senyawa karbonil.
Sumber :https://wanibesak.files.wordpress.com/2011/06/kimia-organik-fisis-i.pdf
Terimakasih atas materinya, apakah besar atau kecilnya nilai elektronegativitas berpengaruh pada jenis ikatan ?
BalasHapusTerimakasih kembali.. Iya elektronegativitas berpengaruh pada jenis ikatan, karena jenis ikatan terbentuk diantara sepasang atom, ditentukan oleh kemapuan setiap atom untuk menarik elektron dari atom lainnya.
HapusTerima kasih Atas materinya. masih kurang mengerti, Pada gugus fungsi aldehid, berdasarkan tautomeri, apakah dapat berubah. jika iya,senyawa apa yang dihasilkan?
BalasHapusTerimakasih atas materinya sangat bermanfaat:)
BalasHapusTerima kasih atas pemaparnnya
BalasHapusTerima kasih atas materinya
BalasHapus